tiba-tiba teringat dengan pesan yang di sampaikan oleh dosen kemarin. Mungkin kalian akan berfikir bahwa itu pasti tugas atau hal-hal lainnya yang berkaitan dengan perkuliahan. Akan tetapi sebenarnya bukan, melainkan pesan moral yang dapat kita terapkan salam keseharian kita. Sejujurnya saya sendiri salut dengan ini dosen. Disamping fokus terhadap mata kuliah yang diajarkan, di sela-sela proses pembelajaran beliau senantiasa memberikan pesan-pesan moral kepada mahasiswa yang di ajarnya. Tentunya pesan itu bersumber dari apa yang di alaminya sendiri. Dan kita sebagai mahasiswa sangat dapat mengambil hikmah dari apa yang disampaikannya itu. Baik sebenarnya disini saya hanya membagikan atau menyempaikan sedikit tentang apa yang disampaikan oleh dosen saya tersebut.
....................................
Terkadang kita sebagai anak mengalami problem atau masalah dengan orang tua
yang terkadang membuat kita jengkel ataupun merasa kesal terhadap sikap orang
tua kita yang sangat tidak memahami bagaiamana kepribadian diri kita ataupun
segala yang kita inginkan. Disini orang tua pasti memiliki karakter yang
berbeda-beda. Terkadang ada orang tua yang memiliki karakter keras atau sangat
tegas, ada yang pengertian, ada yang sangat memanjakan anaknya, ada yang
betul-betul sangat perhatian, ada yang sering menekan, dan masih banyak lagi
dan kalian pasti bisa menilai karakter orang tua kalian masing-masing.
Akan tetapi bagaiamanapun itu kita sebagai seorang anak haruslah tetap
menghargai kedua orang tua kita meskipun bagaimana orangnya mau orang tua kita
sering membuat kita kesal, emosian, merasa tidak dipercayai, tidak dimengerti,
tidak diperhatikan, dan masih banyak lagi sesuai pengalaman kalian atau apa
yang kalian rasakan. Sebenarnya setiap orang tua itu yang namanya anaknya
tentunya perhatiannya tidak akan pernah lepas meskipun ia keras dan sering
marah pada kita. Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya
akan tetapi cara setiap orang tua pasti berbeda-beda.
Bagi kalian yang sering mengeluh karena sering dimarahi atau dikerasi
sepatutnya kita bersyukur karena orang tua kita masih memerhatikan kita.
Bagaimana jika orang tua tidak memerhatikan lagi tentu saja rasanya akan semakin
sakit lagi. Sebenarnya kita sebagai seorang anak tidak boleh melihat sebelah
mata orang tua kita. Disisi lain kita harus melihat perjuangan kita mulai dari
kita masih dalam kandungannya, kemudian lahir kita di besarkan dengan penuh
kasih sayang.
....................................
Ada sebuah kisah
nyata yang akan saya ceritakan ini tidak lain saya dengarkan dari dosen saya
tersebut
suatu waktu ada seorang mahasiswa yang bernama Usman. Disetiap semester
yang selalu ke kampus untuk membayar uang SPP nya ialah bapaknya. Mulai dari
semester pertama hingga selesai perkuliahan bapak beliau yang selalunya datang
kekampus untuk membayar uang semester. Usman tidak pernah sedikitpun mengurusi
hal tersebut. Hingga suatu hari sebelum skripsi terdapat nilai matakuliah yang
masih belum tuntas dan dosen saya disinilah yang mengajarnya untuk mata kuliah
tersebut. Akhirnya dia bersama dengan bapak beliau datang mengahadap ke dosen
saya.
Bapak Usman :
“Ibu bagamaina dengan nilai anak saya? Saya harap ibu memberikan cara agar
nilai anak saya itu bisa tuntas karena ini saat terakhir saya untuk mengurusi
perkuliahan anak saya dimana tidak lama lagi ia akan selesai!”
Dosen : “ silahkan suruh anak bapak mengahadap kepada
saya “
Akhirnya Usman
mengahadap kepada dosen
Dosen : “ Usman
mengapa semua urusan perkuliahanmu semua yang urusi itu adalah bapak kamu ?
kenapa bukan kamu sendiri ?”
Usman : “ begini
bu sejujurnya saya tidak merasa tidak dipercayai oleh bapak saya. Dia selalunya
menganggap saya anak kecil. Dia selalu menganggap saya tidak bisa mengurusi
segala hal !” ( berkata dengan penuh amarah )
Dosen :
“seharusnya kamu bersyukur karena orang tuamu sangat perhatian denganmu.
Mungkin diluar sana banyak yang meninginkan karakter orang tua seperti bapak
kamu yang sangat perhatian. Mungkin sekarang kamu masih bisa emosi dan kesal
dengannya akan tetapi jika bapak kamu sudah tidak ada disitulah kamu akan sangat merasa kehilangan”
Akhirnya esok
harinya bapak Usman meninggal secara
mendadak ketika shalat subuh. Usman menangis tak tertahan melihat kepergian
bapaknya. Ia pun menyadari dan sangat menyesal terhadap sikapnya kepada orang
tuanya. Ia ingin meminta maaf tapi sudah tidak sempat lagi dikarenakan bapaknya
sudah tiada. Pas waktu kematian orang tuanya seorang tukang jahit datang
membawa jas untuk Usman. Ternyata sebelum kepergian bapaknya, beliau sudah
mempersiapkan dan mengurusi jas Usman yang akan dia gunakan untuk ujian
skripisi. Rasa sedih dan penyesalan tak tertahan yang dirasakan oleh Usman.
.........................................
Itulah pesan moral yang saya sampaiakan kepada
kalian. Semoga kalian dapat mengambil sebuah pelajaran. Kita sebagai generasi muda marilah tetap
menghargai orang tua kita. Karena merekalah kita ada sekarang ini.
No comments:
Post a Comment